Inilah Alasan Korban Dimas Taat Pribadi Enggan Pulang - Negara Indonesia adalah negara yang dikenal masyarakatnya mempunyai tingat religi yang tinggi, Mulai dari zaman para kerajaan terdahulu hingga sekarang, Aspek spiritual dan religi tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat di Indonesia. Sebagian masyarakat mempercayai hal-hal yang berbau mistis. Seperti kasus yang terjadi akhir-akhir ini, yaitu Ditangkapnya seorang pemimpin padepokan karena kasus pembunuhan berencana. Setelah kasus tersebut dikembangkan, ternyata muncul kasus penipuan yang menggoncangkan negeri ini. Tentunya Anda semua tahu mengenai padepokan kanjeng Dimas Taat Pribadi yang dapat menggandakan uang.
Alasan pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi tidak mau Pulang. Meskipun sang Kanjeng sudah ditangkap oleh Polisi dan sekarang berada dalam sell tahanan, para pengikut setia padepokan masih terlihat setia berada di kawasan padepokan, bahkan mereka enggan untuk pulang ke kampung halamannya. Padalah pemerintah daerah sudah memfasilitasi, bagi yang ingin pulang maka biaya kepulangannya akan ditanggung. Tapi sampai saat ini masih ada sekitar ratusan orang memilih tetap bertahan disana.
Setelah ditelusuri, ternyata ada beberapa faktor yang membuat mereka enggan untuk pulang ke kampung halamannya. Mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia belum mengetahuinya. Berikut ini ada beberapa faktor yang diambil dari pernyataan ketua MUI Jawa Barat, Rachmat Safe'i seperti dilansir juga di merdeka.com, kamis (13/10).
"Ada beberapa faktor hingga menyebabkan korban ini belum pulang ke rumahnya masing-masing," katanya.
Malu untuk kembali ke keluarga atau kampung halaman
Faktor yang pertama yaitu para pengikut dimas kanjeng yang berada di padepokannya di Probolinggo Jawa Timur merasa malu dengan keluarga dan masyarakat sekitar di kampung mereka. Karena kebanyakan masayarakat sudah menilai bahwa mereka yang percaya bahkan mengikuti Dimas Kanjeng sudah menjadi korban penipuan.
"Yang ada di sana enggak mau pulang dia malu kembali ke masyarakat, seperti pengguna narkoba," ujar Rachmat.
Tak berani pulang karena takut tidak membawa uang yang digandakan
Faktor yang kedua yaitu karena para pengikut Dimas Kanjeng ini takut untuk pulang ke rumah atau kampung halamannya sebab dia tidak bisa membawa uang dengan jumlah berlipat ganda. Uang tersebut merupakan uang yang diperoleh dari kerabatnya, uang hasil pinjaman dan mereka menjanjikan akan mengembalikan dengan jumlah yang banyak.
"Karena ada titipan, kan dijanjikan pulang bawa uang yang digandakan. Sehingga takut ditagih. kalau pulang enggak bawa kan enggak berani si korban ini," ucapnya.
Menunggu Kepastian Uangnya digandakan atau tidak
Faktor yang terakhir menurut Rachmat yaitu para korban yang masih bertahan di padepokan Dimas kanjeng masih menanti penyelesaian seperti apa yang dijanjikan oleh Dimas Kanjeng sebelumnya. Sehingga para korban masih banyak yang bertahan di padepokan menunggu kepastian nasibnya.
"Menunggu di sana bagaimana penyelesaiannya," terangnya.
Sampai saat ini, pengikut Dimas Kanjeng yang bertahan di padepokan dan berasal dari Jawa Barat sekitar 72 orang. Rachmat juga meminta kepada para pengikut tersebut untuk dapat segera pulang ke keluarganya masing-masing. Dia juga mengatakan bahwa sudah dapat dipastikan dari segi ajaran agama, tidak ada cara instan untuk membuat kaya dengan cara tidak bekerja.
"Pada pengikut padepokan itu lebih baik pulang saja ke keluarga. Jangan merasa malu. Karena itu lebih baik kumpul keluarga dari pada kumpul di sana enggak jelas cara penyelesaiannya. Apalagi kalau ada unsur penipuan sudah ada kepolisian yang menangani," ujarnya.